GM Pertamina MOR VII Region Sulawesi Jagokan Brasil di PD 2018

By Admin

nusakini.com--Brasil dikenal memiliki banyak talenta sepakbola yang bersinar di berbagai kompetisi elit Eropa. Terakhir, dua pemainnya, Marcelo dan Casemiro membawa Real Madrid meraih trofi juara Liga Champions 2018. 

"Brasil beruntung memiliki materi pemain dengan kualitas merata. Sejak dulu mereka tidak pernah mengandalkan satu pemain saja," ujar Tengku Fernanda, GM Pertamina MOR VII Region Sulawesi.

Tengku merujuk kiprah Brasil di Piala Dunia 1962. Ketika itu, Pele, salah satu legenda Brasil, cedera di penyisihan grup. Tapi, tanpa Pele, Brasil tetap melaju dan meraih juara setelah menekuk Cekoslowakia 3-1 di final.

Maka dari itu, Tengku Fernanda kurang sependapat dengan anggapan sosok Neymar sangat berpengaruh pada timnas Brasil di Piala Dunia 2018 mendatang. "Brasil adalah tim Samba yang bermain dengan sepakbola indah, Jogo Bonito. Saya jagokan Brasil juara di Rusia nanti," kata Tengku.

Terkait momen Piala Dunia, Tengku mengaku menyimpan cerita menarik. Tepatnya pada Piala Dunia 1978 yang masih meninggalkan berbagai cerita kontroversi selama bertahun tahun. Pada Piala Dunia yang berlangsung di Argentina itu diduga bernuansa tekanan politik rezim militer Jenderal Jorge Videla.

Bahkan setelah 30 tahun kemudian, Johan Cruyff yang menolak tampil pada Piala Dunia 1978, baru menceritakan ada kawanan bersenjata yang menyerang rumahnya di Barcelona. Ada juga ketika babak penyisihan, Argentina harus menang dengan selisih gol minimal empat atas Peru. Akhirnya Argentina menang 6-0.

Namun setelah Piala Dunia, kiper Peru Quiroga menuliskan surat terbuka. Dia meminta maaf dan mengakui bahwa dirinya kelahiran Argentina. Bahkan kontroversi masih berlanjut hingga babak final mulai dari tuan rumah meminta pergantian wasit.Bus timnas Belanda pun diserang saat menuju stadion.

"Waktu itu saya mendukung Belanda. Karena sudah menjadi rahasia umum Argentina yang menjadi tuan rumah diduga menghalalkan segala cara. Sayang waktu itu Belanda kalah 3-1 di babak perpanjangan waktu. Saya sampai menangis menyaksikan pertandingan waktu itu," kenang Tengku. (rajendra)